Definisi Empowerment
Empowerment, merupakan istilah
yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya
Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu
penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowerment
sebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan. Empowerment ,
yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh
masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya
diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi
sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
Kunci Efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment),
menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan
“harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi
dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan,
sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang
memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan
pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka
pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan
masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan
demokrasi.
Selanjutnya Friedmann
dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi
masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah
tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam
organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi
rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan
meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap
dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
Definisi Stress
Stres adalah suatu
kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang
hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang
melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang
terkontrol secara sehat.
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Menurut Robbins (2001)
stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan
tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress
dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi
yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan
dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan
kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan
Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress
menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai
suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap
peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan
bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan
adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif
organisme.
Sedangkan menurut
Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sumber-sumber Stress
·
Sumber-sumber stress didalam diri
seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri seseorang. Salah
satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa
sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang
melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang
mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
·
Sumber-sumber stress di dalam keluarga
: Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota
keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh
tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya : perbedaan keinginan
tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dan
anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang
terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat
menimbulkan perasaan stress terutama pada diri ibu yang selama hamil (selain
perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran. Rasa stress pada ayah
sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, sebagai kekhawatiran akan
berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kekhawatiran akan
tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasanganya
karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
·
Sumber-sumber stress didalam komunitas
dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi
sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak disekolah dan di
beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan beberapa pengalaman
stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful
sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra luas.
·
Pekerjaan dan stress : Hampir semua
orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan
mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti,
tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan
berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat
pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1.
Tuntutan kerja : pekerjaan yang
terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan lembur, karena
keharusan mengerjakannya.
2.
Jenis pekerjaan : jenis pekerjaan itu
sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan lainnya. Pekerjaan
itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian atas penampilan kerja
bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3.
Pekerjaan yang menuntut tanggung jawab
bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis mempunyai beban kerja yang
berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan kematian setiap harinya.
Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
Menurut
Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena :
a.
Lingkungan fisik yang terlalu menekan
b.
Kurangnya kontrol yang dirasakan
c.
Kurangnya hubungan interpersonal
d.
Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan
kerja
·
Stress yang berasal dari lingkungan :
lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan,
suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor
lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat
teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk,
1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
Cara
Mengatasi Stress
Strategi coping
yang spontan mengatasi strees :
·
Dukungan sosial dan konsep-konsep
terkait : beberapa penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam
konteks hubungan yang akrab atau
‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin
& Salovey (1989) perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber
dukungan sosial yang penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan
sosial, dan hanya mereka yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada
resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring
sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis
jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau
orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang
terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau
ikatan) sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian
bantuan material (Ritter, 1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan
tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal.
·
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau
‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban
sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional
atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983). Jenis
dukungan sosial :
v
Dukungan emosional
v
Dukungan penghargaan
v
Dukungan instrumental
v
Dukungan informatif
Sumber pontensial stres memberikan informasi kepada
manajemen perusahaan untuk melaksanakan pendekatan individu terhadap
organisasional dalam mengatasi stres. Ada dua pendekatan dalam mengatasi stres,
yaitu:
a. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat
memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stresnya. Strategi
individu yang telah terbukti efektif adalah:
1.
Teknik manajemen waktu
2.
Meningkatkan latihan fisik
3.
Pelatihan pengenduran (relaksasi)
4.
Perluasan jaringan dukungan sosial
b.
Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor yang menyebabkan
stres terutama tuntutan tugas dan peran, struktur organisasi dikendalikan oleh
manajemen. Strategi yang digunakan:
1.
Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
2.
Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
3.
Perancangan ulang pekerjaan
4.
Peningkatan keterlibatan kerja
5.
Perbaikan komunikasi organisasi
6.
Penegakkan program kesejahteraan korporasi (Robbins, 2002:
311-312)
Definisi
Konflik
Konflik
berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuat tidak berdaya.
Konflik
dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi.
Jenis-jenis
Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan
menjadi tujuh,
yaitu :
1.
Konflik antar atau dalam peran sosial
(intrapribadi)
2.
Konflik antara kelompok-kelompok sosial
3.
Konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir
4.
Konflik antar satuan nasional
5.
Konflik antar atau tidak agama
6.
Konflik antar politik
7.
Konflik individu dengan kelompok
Proses
Konflik
Ada beberapa proses konflik menurut
para ahli
Menurut Hendricks proses terjadinya
konflik terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1.
Peristiwa sehari-hari, yaitu ditandai
dengan adanya individu merasa tidak puas atau jengkel terhadap lingkungan kerja
2.
Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi
masalah, individu saling mempertahankan pendapat mereka masing-masing dan
menyalahkan pihak lain
3.
Timbulnya pertentangnan, yaitu pada
tahap ini masing-masing individu atau kelompok bertujuan untuk menang dan
mengalahkan kelompok lain
Menurut Terry, G. R.
Menjelaskan bahwa konflik pada umumnya
mengikuti pola yang teratur yang ditandai dengan timbulnya krisis, selanjutnya
terjadi kesalahpahaman antar individu maupun kelompok, dan konfrontasi menjadi
pusat perhatian, pada tahap berikutnya krisis dialih untuk diarahkan dan
dikelola.
Definisi
Komunikasi
Istilah komunikasi
berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan
milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi
miliknya.
Beberapa definisi
komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah
kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami
bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
(Astrid).
2. Komunikasi adalah
kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah
sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain
(Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah
berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi
adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,
komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
Hambatan
dalam Komunikasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
·
Hambatan dalam penyandian/symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak
jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
·
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian
pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang
keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,
tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif,
cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan.
0 komentar:
Posting Komentar